Mengenal Sejarah Masjid Kubah Emas Di Depok

Depok— Masjid Kubah Emas, juga dikenal sebagai Masjid Agung Limo atau Masjid Dian Al-Mahri, terletak di Jalan Raya Meruyung, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Masjid ini dikenal sebagai tempat wisata religi bagi umat Muslim dan dianggap sebagai salah satu masjid termegah di Asia Tenggara.

Source : Travers.id


Sejarah pembangunan Masjid Kubah Emas dimulai pada tahun 2001 oleh pasangan suami-istri, Maimun Al Rasyid dan Dian Al Mahri. Mereka adalah pengusaha sukses di bidang properti dan memutuskan untuk membangun masjid megah sebagai wujud pengabdian kepada agama dan masyarakat.


Masjid Kubah Emas merupakan salah satu dari tujuh masjid di dunia yang memiliki kubah berlapiskan emas. Enam masjid lainnya adalah Masjid Qubbah As-Sakhrah di Palestina, Masjid Al Askari di Irak, Masjid Suneri di Lahore, Masjid Sultan Singapura di Singapura, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei Darussalam, dan Masjid Jami’ Bandar Sri Begawan di Brunei Darussalam.


Masjid Kubah Emas memiliki arsitektur yang megah dan menakjubkan. Kubahnya dilapisi dengan emas asli, memberikan keindahan yang luar biasa bagi masjid ini. Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas modern, termasuk ruang shalat yang luas, ruang kelas, perpustakaan, pusat penelitian, dan fasilitas pendukung lainnya.


Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Kubah Emas juga menjadi pusat kegiatan sosial, keagamaan, dan pendidikan bagi masyarakat sekitar. Masjid ini sering dikunjungi oleh wisatawan dan jemaah dari berbagai tempat untuk mengagumi keindahan arsitektur dan nilai spiritual yang ditawarkannya.


Meskipun Masjid Kubah Emas Depok belum terlalu banyak dikenal di kalangan luas, keberadaannya menjadi salah satu kebanggaan dan warisan budaya yang patut dipromosikan di Indonesia.


Sejarah Pembangunan Masjid Kubah Emas


Sejarah pembangunan Masjid Kubah Emas sebenarnya bermula pada tahun 1996. Saat itu, Maimun Al Rasyid dan Dian Al Mahri membeli lahan di Kecamatan Limo, Depok, yang nantinya menjadi tempat dibangunnya Masjid Kubah Emas. 


Proses pembangunan Masjid Kubah Emas memerlukan waktu sekitar 7 tahun. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2001 dan diresmikan tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Penggunaan pertama Masjid Kubah Emas yaitu untuk melaksanakan Salat Ied tahun 1427 Hijriah.


Di atas tanah berukuran 8.000 meter persegi dengan luas total lahan 70 hektar, masjid ini didirikan. Daya tampungnya mencapai 20.000 orang. Halaman depannya, yang berukuran 45 x 57 meter, dapat memuat 8.000 orang. Hingga kini, kompleks Masjid Kubah Emas juga telah menjadi salah satu destinasi wisata religi di Depok, selain itu tentu saja sebagai tempat ibadah serta untuk melaksanakan berbagai aktivitas keagamaan sebagaimana fungsinya.


Pendiri Masjid Kubah Emas Depok


Pendiri Masjid Kubah Emas adalah Dian Djuriah Maimun al-Rasyid, seorang pengusaha asal Banten. Beliau lahir pada tahun 1953 dan dikenal sebagai seorang pengusaha sukses. Meskipun lebih fokus pada usahanya di negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi, Dian tetap aktif dalam membantu anak yatim piatu dan membangun masjid.


Dian telah membangun sekitar 1000 masjid di seluruh Indonesia, termasuk Masjid Kubah Emas. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Dengan luas sekitar 8000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 70 hektar, Masjid Kubah Emas menjadi masjid terluas di Jabodetabek.


Motivasi Dian dalam membangun masjid-masjid tersebut awalnya muncul secara spontan saat ia melihat daerah yang jarang terdapat masjid saat berjalan-jalan. Ia merasa terpanggil untuk membantu membangun masjid di daerah tersebut. Dian dikenal sebagai sosok yang dermawan dan suka menolong.


Menurut Dian, membangun masjid adalah bentuk ibadah karena masjid merupakan representasi dari rumah Tuhan. Dengan membangun masjid yang megah dan mewah, ia berharap dapat mendorong jamaah untuk menjadi lebih khusyuk dalam beribadah dan menyadari kebesaran Tuhan.


Dian Djuriah Maimun al-Rasyid telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan masjid di Indonesia, termasuk Masjid Kubah Emas, yang menjadi salah satu masjid termegah dan terluas di Jabodetabek.


Masjid Kubah Emas memiliki arsitektur bangunan yang mirip seperti masjid-masjid yang ada di Timur Tengah sebagai daerah kelahiran Islam, yakni dengan menara dan kubah yang bersisian, halaman depan yang luas, dan diperindah dengan detail serta hiasan elemen-elemen segi delapan. 


Ciri khas dari Masjid Kubah Emas terdapat pada bagian kubah yang dilapisi emas. Masjid ini memiliki 5 kubah yang mempunyai diameter yang berbeda-beda. Kubah utama berdiameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter dan memiliki tinggi 25 meter. Sedangkan 4 kubah kecil berdiameter bawah 6 meter, diameter tengah 7 meter, dan memiliki tinggi 8 meter. 


Kubah-kubah tersebut dilapisi dengan emas 24 karat setebal 2 hingga 3 milimeter. Bukan hanya bagian kubah saja yang dilapisi emas, bagian relief di atas tempat podium imam, dekorasi kaligrafi langit-langit masjid dan pagar di lantai dua juga dilapisi emas yang berbeda-beda karatnya. Sisa-sisa emas juga digunakan untuk membalut mahkota pilar masjid yang berdiri kokoh berjumlah 168 pilar.


Enam menara di masjid ini yang terdapat di luar bangunan masjid dibalut dengan batu granit dari Italia dengan ornamen melingkar. Di puncak keenam menara itu diletakkan kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sebagian besar bahan untuk membangun masjid ini diimpor dari Italia dan Turki.


Terdapat tiga teknik pemasangan emas yang dilakukan di masjid ini. Pertama, pemasangan dengan serbuk emas untuk bagian mahkota pilar. Kedua, teknik gold platting untuk bagian lampu gantung, ornamen kaligrafi, pagar mezanin dan ujung langit-langit kubah. Dan yang ketiga, dengan teknik gold mozaik solid untuk pemasangan kubah utama dan kubah menara.

Komentar